Saat ini promosi berbagai jenis kursus untuk menunjang “kepandaian” anak sedang marak. Ada kursus aritmatika, sempoa, bahasa Inggris bahkan kursus menghafal yang efektif. Beberapa orang tua memasukan anak mereka ke tempat kursus ini dengan alasan takut si kecil tidak mampu bersaing dengan teman-temannya kelak. Betulkah alasan ini?
“Anak saya harus pinter matematika, komputer dan bahasa Inggris, supaya tidak ketinggalan jaman!” Sepenggal kalimat ambisius tersebut sering terlontar dalam obrolan ibu-ibu jaman sekarang. Untuk mewujudkan “cita-cita” ini banyak orang tua yang mengikut sertakan anaknya ke berbagai kursus. Bahkan sejak si kecil memasuki tahun pertamanya di sekolah dasar. Terkadang seorang anak harus mengikuti lebih dari 2 macam kursus.
Menurut pakar psikologi, Tika Bisono, anak yang baru berusia 6 tahun atau duduk di kelas 1 SD, belum waktunya diikutkan kursus. ” Pada usia ini, anak sedang berada pada tahap mengekspresikan diri,” ungkapnya. Pada masa ini anak masih senang bermain. Bahkan hal tersebut masih harus mempunyai porsi besar dalam kegiatannya sehari-hari. Menurut Tika, anak pada usia ini harus dibiarkan untuk memiliki kepribadiannya sendiri. “Jangan memasak anak untuk melakukan hal-hal yang tidak ia sukai, apalagi semata demi gengsi orang tua,” tambahnya. Kursus apa sih yang sebetulnya tidak perlu diikuti sejak dini?
Kursus Bahasa Inggris
ahasa Inggris memang baik diperkenalkan kepada anak sejak dini. Di beberapa sekolah, bahasa Inggris sudah menjadi mata pelajaran wajib untuk kelas 1. Bahkan pada sekolah yang berwawasan internasional, bahasa ini menjadi bahasa pengantar. Namun, untuk memasukan anak pada kursus, sebaiknya orang tua perlu mempertimbangkan beberapa hal.
Waktu adalah pertimbangan utama. Ketika pulang sekolah, anak sudah lelah secara fisik dan mental. Bagi mereka yang bersekolah di sekolah internasional, berkomunikasi dengan bahasa yang bukan bahasa “ibunya” sungguh melelahkan. Memaksa mereka untuk memperlancar bahasanya melalui kursus sangat tidak bijaksana. Kursus memaksa mereka untuk “berpikir” lagi. Padahal ketika pulang sekolah anak butuh istirahat fisik dan mental secara total. Dalam kondisi demikian sangat tidak bijaksana memaksa anak terus “berpikir.”
Pertimbangan kedua adalah kebutuhan anak untuk bermain. Bagi orang tua yang hanya ingin memperkenalkan bahasa Inggris kepada anaknya gunakan cara ini. Banyak lagu anak-anak dalam bahasa Inggris yang sudah dikemas dalam bentuk kaset dan VCD yang menarik. Pada saat mereka bermain, putarlah lagu-lagu ini. Buku cerita bergambar dalam bahasa Inggris juga banyak beredar di pasaran. Ketika mereka hendak tidur bacakan cerita ini. Memperkenalkan bahasa Inggris melalui kedua cara ini lebif efektif untuk anak usia 6 tahun. Anak-anak lebih santai, sehingga “perkenalan” bahasanya lebih efektif.
Kursus Aritmatika dan Sempoa
Matematika menjadi momok yang menakutkan pada sebagian besar anak. Orang tua sering mengambil jalan pintas dengan mengikut sertakan si kecil yang baru memulai tahun pertama di sekolah dasar dalam kursus sempoa. “Supaya cepat belajar berhitung.” Begitu alasan mereka. Padahal untuk anak yang baru saja meninggalkan masa balitanya, konsep matematika adalah hal utama yang perlu diperkenalkan. Hal tersebut hanya memerlukan latihan yang efektif.
Orang tua adalah guru yang terbaik. Luangkan waktu anda beberapa saat demi si kecil. Kuatkan konsep dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, dan perkalian dengan santai. Jangan terburu-buru. Biasanya anak-anak lebih suka belajar berhitung dalam suasana santai dan sambil bermain. Tempat kursus memaksa mereka untuk serius. Latihan yang harus dikerjakan setiap hari terlalu membebani. Hal ini melelahkan mental mereka. Kalau sudah begini bukannya cinta matematika, mereka bahkan akan menjadi traumatik terhadap angka.
Kursus Komputer
Sekarang banyak sekali program permainan dalam komputer. Banyak orang tua yang membelikan anak mereka komputer canggih dengan program permainanan mutakhir. Padahal bukan itu esensi belajar komputer. Sebelum mengikut sertakan pada kursus komputer orang tua perlu mempertimbangkan tujuannya. Kalau hanya sekedar memperkenalkan anak dengan teknologi, sediakan perangkat komputer khusus untuk anak. Harganya lumayan terjangkau. Dampingi anak dalam memainkannya.
Bagi anak yang memulai tahun pertamanya di sekolah formal, konsep dasar mengenai komputer harus terlebih dulu diperkenalkan. Contohnya, jelaskan beda layar komputer dengan televisi, fungsi mouse, atau bahasa program yang paling sederhana, seperti internet, web site, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan usianya perkenalkan program-program lain. Hal ini akan lebih berguna daripada langsung mengkursuskan mereka dan membekalinya dengan perangkat komputer mahal.
Ketiga jenis kursus tersebut memang tidak semuanya memberatkan. Apabila program belajarnya mengutamakan unsur bermainnya layak untuk diikuti. Karena anak usia 6 tahun masih membutuhkan waktu bermain yang banyak. Mengikut kursus jenis apapun sebetulnya boleh saja. Namun, kemauan anak yang disertai kesehatan fisik dan mental merekalah yang wajib diutamakan. Perkuat dulu kemampuan dasarnya. Perkembangan sosial emosional dan budi pekerti lebih penting daripada kemampuan berkomputer. Anak masih mempunyai waktu banyak untuk mempelajari pengetahuan tambahannya. Anak yang tidak bahagia dalam menjalankan kegiatannya tidak akan pernah memperoleh hasil maksimal. bratih/nes
Kursus apa sih yang perlu?
Anak yang baru memasuki jenjang sekolah formal membutuhkan sarana mengembangkan diri. Kursus yang bersifat menyenangkan dan dapat menggali potensi dalam dirinya bisa jadi alternatif, misalnya:
Kursus melukis/menggambar
Ketrampilan menggambar biasanya sudah mulai terlihat sejak taman kanak-kanak. Dengan kursus melukis, anak dapat lebih diarahkan ketrampilannya. Melukis juga akan meningkatkan pengetahuan anak terhadap dunia dan alam sekitarnya. Obyek lukisan yang beaneka ragam juga melatih daya imajinasinya.
Kursus menari atau menyanyi.
Sama seperti melukis, kursus menari dan menyanyi juga merupakan sarana untuk memupuk bakat yang biasanya sudah mulai terlihat sejak balita. Kursus ini juga berguna untuk meningkatkan kemampuan motorik anak. Kursus menari dapat melatih motorik kasar dan halusnya. Gerak tari yang bervariasi juga melatih emosionalnya. Kursus menyanyi berguna untuk membentuk kemampuan vokal anak. bnes
Sumber: Tabloid Ibu Anak
sumber : Mother And Baby T
[ ... ]