Senin, 03 Agustus 2009

Pramuka dan Pembelajaran di Sekolah

Pembelajaran merupakan bagian penting dari sebuah “mesin pendidikan” yang disebut sekolah. Mengapa penulis menyebut sekolah sebagai sebuah “mesin pendidikan”, ini karena di sebuah sekolah terdapat komponen-komponen yang dapat kita analogikan sebagai sebuah mesin. Komponen yang dimaksud adalah: komponen input, komponen proses, dan komponen output.

Komponen input adalah siswa dengan berbagai latar belakang dan kebiasaan yang berbeda yang mereka bawa dari lingkungan mereka. Komponen proses adalah kegiatan belajar dan mengajar (KBM) yang berlangsung di sekolah, dalam hal ini juga terkandung unsur lainnya seperti pendidik (guru), sarana prasarana, metode dan pendekatan. Komponen output adalah lulusan yang merupakan hasil proses pendidikan di sekolah.

Pembelajaran sebagai komponen proses akan memberikan warna dalam pembentukan karakter siswa (character builder), meningkatan kemampuan siswa baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pembelajaran seharusnya memberikan proporsi yan seimbang dalam ketiga ranah tersebut. Selain itu pembelajaran juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat baik secara fisik maupun secara psikologis. Keterlibatan siswa secara utuh akan meningkatkan motovasi siswa dalam sebuah proses pembelajaran. Siswa yang menyukai suatu proses pembelajaran akan lebih mudah mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut, sebaliknya jika tidak suka maka akan sulit bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau bahkan tidak mampu sama sekali mencapainya.

Pendidikan kepramukaan dengan metode kepramukaannya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk terlibat secara fisik dan psikologis. Menurut penulis, seharusnya pendidikan kepramukaan dalam kegiatan pramuka dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah. Walaupun pramuka di sekolah-sekolah hanya merupakan sebuah kegiatan ekstrakurikuler, sebenarnya pelatih pramuka/guru dapat menggunakan kegiatan ini untuk memotivasi belajar anak didik mereka saat pembelajaran di sekolah. Dalam makalah ini penulis mencoba melemparkan beberapa ide yang berkaitan dengan memotivasi belajar siswa di sekolah dengan menggunakan kegiatan pramuka. Harapan penulis ide-ide tersebut dapat ditanggapi dan dikembangkan oleh para pembaca.

A. Pendidikan Kepramukaan
  • Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.

I. Prinsip dasar kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya;
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

  • Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
  • Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya:
  • Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
  • Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasai oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai.
  • Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik (Suratno,2008).

e. Sistem Among
1) Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina dengan anggota muda dan anggota dewasa muda menggunakan sistem among.
2) Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan merdeka jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.
3) Sistem among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
  • Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
  • Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;
  • Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.

4) Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan:
  • Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.
  • Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggung-jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5) Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan anggota dewasa muda merupakan hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan perkembangan anggota muda dan anggota dewasa muda secara pribadi agar perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.

6) Anggota Dewasa berusaha secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada anggota dewasa muda, sedangkan anggota dewasa secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.


II. Metode Kepramukaan

a. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
  1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
  2. Belajar sambil melakukan;
  3. Sistem berkelompok;
  4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan anggota dewasa muda;
  5. Kegiatan di alam terbuka;
  6. Sistem tanda kecakapan;
  7. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
  8. Kiasan dasar.
b. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.


c. Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.


III. Kiasan Dasar

  • Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merangsang tetapi harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa muda.
  • Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan anggota muda dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.

4. Kode Kehormatan

a. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

b. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah:
  1. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
  2. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
  3. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.

c. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah:
  • Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
  • Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
  • Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
  • Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
  • Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.
  • Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.
  • Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :
  1. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing
  2. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara
  3. Mengenal, memelihara, dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya
  4. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat, membina persaudaraan dengan pramuka sedunia
  5. Hidup secara sehat jasmani dan rohani
  6. Belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapat/gagasan orang lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar
  7. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun sosial, membina ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap putus asa
  8. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan , berupaya melatih ketrampilan dan pengetahuan sesuai kemampuanya, riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan
  9. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan, teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubadzir dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi
  10. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap aturan dan kesepakatan
  11. Membiasakan diri menepati janji, memenuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi
  12. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati dalam bertindak , bersikap dan berbicara.

B. Pendidikan Kepramukaan dan Pembelajaran di Sekolah
  1. Penerapan Metode Kepramukaan dalam Pembelajaran di kelas
  • Dari uraian mengenai pendidikan kepramukaan di atas secara umum dapat kita lihat bahwa pendidikan dalam kepramukaan disusun sedemikian rupa sehingga memberi kesempatan kepada peserta didik (siswa) untuk terlibat secara fisik dan psikologis dalam kegiatan pembelajaran. Metode kepramukaan dan prinsip dasar kepramukaan yang landasan dalam pendidikan kepramukaan sebenarnya dapat kita terapkan di kelas dalam pembelajaran di sekolah tentunya dengan penyesuaian. Dan dalam hal ini tidak harus siswa kita harus menjadi anggota pramuka terlebih dahulu, karena keanggotaan pramuka bersifat sukarela.

Saat ini dalam dunia pendidikan ada fenomena yang menunjukkan bahwa siswa akan dapat memahami sesuatu apabila ia merasa bahwa yang dipelajarinya itu memang sesuatu yang diperlukan atau dialami dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan merasa senang jika belajar itu menyenangkan bagi dirinya dan bukan karena tekanan dari orang lain (guru). Salah satu pendekatan pembelajaran yang didasari oleh pandangan ini adalah Pembelajaran Quantum.

DePorter (2005) dalam buku Quantum Teaching menyatakan:
“Konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama Anda harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat mengajar atau dokumen yang mengijinkan Anda mengajar atau melatih hanya berarti bahwa Anda memiliki wewenang untuk mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa Anda mempunyai hak mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan oleh siswa, bukan Departemen Pendidikan.”

Kalau kita perhatikan apa yang disampaikan DePorter tersebut, jelas bahwa keberhasilan pembelajaran sangat bergantung kepada minat siswa untuk belajar. Pembelajaran tidak akan berhasil jika siswa samasekali tidak merasa tertarik dengan apa yang mereka pelajari. Metode kepramukaan seperti: belajar sambil melakukan (learning by doing), sistem berkelompok (cooperative learning), kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan anggota dewasa muda, kegiatan di alam terbuka adalah cara pembelajaran yang sangat baik untuk memperoleh hak mengajar dari siswa kita.

Sistem tanda kecakapan merupakan cara pemberian penghargaan kepada siswa atas prestasinya patut pula dicobakan di kelas. Satu contoh misalnya dengan memberikan tanda tertentu pada papan penghargaan bagi kelompok siswa yang terbaik. Kita semua tentunya sepakat bahwa siswa akan bangga jika memiliki tanda-tanda yang menunjukkan kecakapanya seperti juga saya akan merasa bangga jika memiliki tanda jasa. Dengan demikian siswa akan termotivasi untuk berbuat lebih baik, dan bagi yang belum mendapat tanda penghargaan akan termotivasi untuk mendapatkannya.

2. Kegiatan pramuka dan pembelajaran di sekolah

Kegiatan pramuka sebagai ekstrakurikuler sebenarnya dapat juga langsung mendukung kegiatan belajar di sekolah. Beberapa materi yang ada dalam kegiatan latihan pramuka ada yang berkaitan dengan beberapa mata pelajaran di sekolah. Berikut ini contoh materi kepramukaan yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah:

0 comments:

Posting Komentar